By Daniel Ronda
Khotbah yang Hebat: Memaku Kesimpulan (19)
Untuk memuncaki khotbah maka pengkhotbah harus memberikan kesimpulan. Membuat kesimpulan khotbah itu gampang-gampang susah, karena kita berhadapan dengan puncak yang krusial namun tidak banyak waktu lagi yang dapat digunakan karena jemaat sudah secara mental tahu bahwa isi sudah dijelaskan. Maka kesimpulan itu harus dipersiapkan dengan sangat baik dan hati-hati. Ada pengkhotbah yang seringkali salah dalam membuat kesimpulan khotbah. Kesimpulan mereka seringkali jatuh kepada hanya informasi dan mengulangi garis besar yang disampaikan, di mana sekalipun itu boleh namun sebaiknya memiliki penekanan khusus dan bukan hanya pengulangan. Kesalahan lain yang seringkali dilakukan pengkhotbah adalah seringkali suara mulai melemah dan datar karena mungkin sudah kelelahan waktu menyampaikan isi khotbah yang menggebu-gebu. Maka dalam menyampaikan kesimpulan menjadi formalitas untuk mengakhiri karena suara mulai loyo. Akhirnya khotbah tidak “dipaku”di hati jemaat.
Khotbah yang Hebat: Memaku Kesimpulan (19)
Untuk memuncaki khotbah maka pengkhotbah harus memberikan kesimpulan. Membuat kesimpulan khotbah itu gampang-gampang susah, karena kita berhadapan dengan puncak yang krusial namun tidak banyak waktu lagi yang dapat digunakan karena jemaat sudah secara mental tahu bahwa isi sudah dijelaskan. Maka kesimpulan itu harus dipersiapkan dengan sangat baik dan hati-hati. Ada pengkhotbah yang seringkali salah dalam membuat kesimpulan khotbah. Kesimpulan mereka seringkali jatuh kepada hanya informasi dan mengulangi garis besar yang disampaikan, di mana sekalipun itu boleh namun sebaiknya memiliki penekanan khusus dan bukan hanya pengulangan. Kesalahan lain yang seringkali dilakukan pengkhotbah adalah seringkali suara mulai melemah dan datar karena mungkin sudah kelelahan waktu menyampaikan isi khotbah yang menggebu-gebu. Maka dalam menyampaikan kesimpulan menjadi formalitas untuk mengakhiri karena suara mulai loyo. Akhirnya khotbah tidak “dipaku”di hati jemaat.