Khotbah yang
Hebat: “Pakai Catatan atau Tidak” (26)
Pengkhotbah
pemula yang sedang belajar Homiletika sering menanyakan kepada saya apakah
khotbah harus ditulis semua atau khotbah itu tanpa catatan? Atau paling tidak
dibuat garis besarnya saja lalu khotbah dengan gaya orasi tanpa catatan di
mimbar? Memang para pakar homiletika berbeda pandangan soal ini, ada yang
mewajibkan harus ditulis paling tidak 90 persen lengkap, tapi ada juga yang
menyatakan bahwa khotbah sebaiknya tidak perlu catatan lengkap. Saya mencoba
membahas kelebihan dan kekurangan masing-masing pandangan ini dengan catatan
bahwa saya tidak pernah mendukung konsep khotbah tanpa persiapan. Karena bisa
saja ada anggapan bahwa khotbah bisa dilakukan tanpa catatan itu mudah dan
biarkan Roh Kudus bekerja walaupun tidak ada persiapan.