By Daniel Ronda
Catatan Pendek DR: “Khotbah yang Hebat – Ibadah Khusus
(11)” – Seringkali khotbah tidak hanya pada ibadah di gereja, tapi juga ada
ibadah-ibadah khusus di rumah atau di tempat lain seperti ibadah syukuran,
pernikahan, termasuk kematian. Bagaimana menyiapkan khotbah di tempat seperti
ini di mana suasananya adalah lebih kepada perayaan atau sebaliknya kesedihan
dan rata-rata tidak bawa Alkitab? Kalaupun ada smartphone yang berisi Alkitab,
orang malas membukanya. Tentu suasananya berbeda dengan acara formal di ibadah
Minggu. Ada beberapa catatan penting yang perlu diperhatikan ketika berkhotbah
untuk acara-acara yang bersifat khusus:
1) Tetap melakukan eksposisi Alkitab,
namun jangan terlalu berat. Pilih ayat yang populer sesuai acara yang
diperlukan dan cukup 2-3 ayat atau satu paragraf dari firman Tuhan yang tidak
membutuhkan eksposisi Alkitab yang menjelimet. Namun tetap diingat bahwa harus
ada penguraian firman Tuhan. Prinsip khotbah selalu sama bahwa Firman Tuhan
yang disampaikan dan perenungan adalah keluar dari amanat teks yang menjadi
amanat khotbah; 2) Durasi waktu dalam khotbah diharapkan tidak lama yaitu 15-20
menit karena memang orang yang hadir tidak bawa Alkitab dan mereka datang untuk
merayakan sukcatita atau sebaliknya menyatakan dukacita. Jadi jangan khotbah
terlalu lama supaya jemaat tidak bosan. Pengkhotbah berkepentingan untuk
membuat firman Tuhan itu mulia dan dihormati bukan dicela karena cara penyajian
yang bertele-tele dan membosankan; 3) Pentingnya memberikan penekanan kepada
aplikasi dan cerita. Walaupun dalam semua khotbah aplikasi penting, namun
khusus dalam ibadah khusus ini perlu mendapat perhatian khusus yaitu bagaimana
firman Tuhan itu relevan dalam konteks acara yang dirayakan. Pengkhotbah dapat
menanyakan secara khusus kepada yang mengundang tentang latar belakang dan
perjuangan yang dilakukan. Misalnya, pengucapan syukur wisuda. Tanyakan hal-hal
di sekitar perjuangan sehingga tercapai cita-cita. Atau dalam ucapara ibadah
penghiburan kematian, kita perlu mengetahui riwayat hidup yang meninggal dan
kesaksian khusus apa yang dimilikinya selama hidup terutama jasa dalam
pekerjaan, keluarga dan pelayanan. Itu dapat digunakan dalam khotbah sebagai
cerita dan aplikasi khotbah. Khotbah yang memiliki cerita khusus dan
diaplikasikan secara khusus akan menyentuh semua yang hadir; 4) Penggunaan
humor dan hal-hal menarik sebagai detail aplikasi khotbah dapat digunakan
sepanjang relevan dengan konteks acara. Tujuannya jangan membuat khotbah itu
menjadi tegang karena acara itu memang memunyai kekhasan khusus dan tidak
dibuat di dalam gereja sehingga firman Tuhan menjadi relevan dan kontekstual;
5) Akhirnya, dalam khotbah khusus ini selalu meninggikan Kristus. Apapun tujuan
akhir khotbah bukan menyanjung orang yang mengundang kita dan bukan untuk
meninggikan kehebatan dari yang punya acara, tetapi memuliakan Kristus. Selalu
disebut dan diingatkan dalam khotbah bahwa Kristus yang harus dimuliakan dan
kehidupan Kristus yang harud diteladani dan dijadikan sumber inspirasi bagi
kemenangan dan kekuatan yang kita peroleh. (*DR*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar