Minggu, 12 Oktober 2014

Seri Khotbah yang Hebat: Ibadah Khusus

By Daniel Ronda
Catatan Pendek DR: “Khotbah yang Hebat – Ibadah Khusus (11)” – Seringkali khotbah tidak hanya pada ibadah di gereja, tapi juga ada ibadah-ibadah khusus di rumah atau di tempat lain seperti ibadah syukuran, pernikahan, termasuk kematian. Bagaimana menyiapkan khotbah di tempat seperti ini di mana suasananya adalah lebih kepada perayaan atau sebaliknya kesedihan dan rata-rata tidak bawa Alkitab? Kalaupun ada smartphone yang berisi Alkitab, orang malas membukanya. Tentu suasananya berbeda dengan acara formal di ibadah Minggu. Ada beberapa catatan penting yang perlu diperhatikan ketika berkhotbah untuk acara-acara yang bersifat khusus:
1) Tetap melakukan eksposisi Alkitab, namun jangan terlalu berat. Pilih ayat yang populer sesuai acara yang diperlukan dan cukup 2-3 ayat atau satu paragraf dari firman Tuhan yang tidak membutuhkan eksposisi Alkitab yang menjelimet. Namun tetap diingat bahwa harus ada penguraian firman Tuhan. Prinsip khotbah selalu sama bahwa Firman Tuhan yang disampaikan dan perenungan adalah keluar dari amanat teks yang menjadi amanat khotbah; 2) Durasi waktu dalam khotbah diharapkan tidak lama yaitu 15-20 menit karena memang orang yang hadir tidak bawa Alkitab dan mereka datang untuk merayakan sukcatita atau sebaliknya menyatakan dukacita. Jadi jangan khotbah terlalu lama supaya jemaat tidak bosan. Pengkhotbah berkepentingan untuk membuat firman Tuhan itu mulia dan dihormati bukan dicela karena cara penyajian yang bertele-tele dan membosankan; 3) Pentingnya memberikan penekanan kepada aplikasi dan cerita. Walaupun dalam semua khotbah aplikasi penting, namun khusus dalam ibadah khusus ini perlu mendapat perhatian khusus yaitu bagaimana firman Tuhan itu relevan dalam konteks acara yang dirayakan. Pengkhotbah dapat menanyakan secara khusus kepada yang mengundang tentang latar belakang dan perjuangan yang dilakukan. Misalnya, pengucapan syukur wisuda. Tanyakan hal-hal di sekitar perjuangan sehingga tercapai cita-cita. Atau dalam ucapara ibadah penghiburan kematian, kita perlu mengetahui riwayat hidup yang meninggal dan kesaksian khusus apa yang dimilikinya selama hidup terutama jasa dalam pekerjaan, keluarga dan pelayanan. Itu dapat digunakan dalam khotbah sebagai cerita dan aplikasi khotbah. Khotbah yang memiliki cerita khusus dan diaplikasikan secara khusus akan menyentuh semua yang hadir; 4) Penggunaan humor dan hal-hal menarik sebagai detail aplikasi khotbah dapat digunakan sepanjang relevan dengan konteks acara. Tujuannya jangan membuat khotbah itu menjadi tegang karena acara itu memang memunyai kekhasan khusus dan tidak dibuat di dalam gereja sehingga firman Tuhan menjadi relevan dan kontekstual; 5) Akhirnya, dalam khotbah khusus ini selalu meninggikan Kristus. Apapun tujuan akhir khotbah bukan menyanjung orang yang mengundang kita dan bukan untuk meninggikan kehebatan dari yang punya acara, tetapi memuliakan Kristus. Selalu disebut dan diingatkan dalam khotbah bahwa Kristus yang harus dimuliakan dan kehidupan Kristus yang harud diteladani dan dijadikan sumber inspirasi bagi kemenangan dan kekuatan yang kita peroleh. (*DR*)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar