BERJUMPA DENGAN ALLAH DALAM KELUARGA
Kita kembali memasuki bulan Desember, di mana umat Kristiani sibuk merayakan peristiwa agung kedatangan Sang Juruselamat ke dalam dunia. Sebelum momen kesibukan ini bertambah pada puncaknya tanggal 25 Desember, izinkan kami dari keluarga besar STT Jaffray menyampaikan Selamat Hari Natal dan Tahun Baru 2015. Kiranya Tuhan Yesus penyelamat kita akan senantiasa melimpahkan yang baik dalam kehidupan kita semua.
Tema Natal tahun ini bertemakan keluarga yaitu “Berjumpa dengan Allah dalam Keluarga.” Tema yang diberikan PGI dan KWI tahun ini sangat tepat karena memang keutuhan dan kebahagiaan keluarga menjadi isu utama yang sangat penting menghadapi perubahan dunia yang sangat dahsyat. Fondasi keluarga mengalami ancaman yang paling besar. Ancaman itu datang dari kemajuan teknologi informasi, di mana kita memasuki dunia digital dan lewat media sosial dan smartphone telah mengubah cara manusia berinteraksi dan berkomunikasi secara signifikan. Dampaknya adalah dunia semakin asing bagi persekutuan keluarga. Ada jarak yang membuat keluarga kehilangan kehangatan komunikasi keluarga, ada nilai-nilai yang diberikan oleh media sehingga manusia menemukan nilainya sendiri di rimba raya dunia digital ini. Ancaman lain adalah perpecahan dalam keluarga di mana angka perceraian meningkat, penyimpangan-penyimpangan dalam keluarga bertambah secara drastis, orientasi seksual menjadi semakin kabur. Homoseksual kemudian menjadi tren dan memaksa gereja-gereja (baca: gereja di Barat) mengakui adanya pernikahan sejenis dan seterusnya. Belum lagi kesepian dan kesunyian yang diakibatkan oleh perubahan dunia yang dramatis ini yang menuntut manusia bekerja lebih lama lagi dari biasanya. Manusia menjadi kesepian di tengah keramaian dan tidak sedikit menjadikan narkoba sebagai pelarian, hedonisme materi menjadi dewa atau idola baru, dan kehancuran keluarga sudah kasat mata dan mengancam keluarga-keluarga termasuk keluarga Kristiani.
Pada sisi lain, kemiskinan yang tiada tara yang dialami sebagian saudara-saudara kita di Indonesia membuat sebagian anak-anak menjadi korban perdagangan manusia (contoh kasus di NTT baru-baru ini). Mereka dijual menjadi PRT bahkan menjadi pelacur dengan paksa. Orang tua kehilangan anak mereka dua kali, sudah terpisahkan untuk berjuang hidup dan kali ini terenggut karena diperjualbelikan layaknya binatang. Tidak sedikit kemiskinan menyebabkan keluarga-keluarga hancur dan kehilangan orang yang dikasihi. Anak-anak jalanan adalah produk brutal dari kemiskinan struktural yang secara sistem dipelihara oleh pemerintah dengan aturan yang tidak berpihak kepada kemiskinan. Perlindungan terhadap kemiskinan masih karikatif yang hanya memberikan sumbangan kompensasi atas kemiskinan dan bersolusi pendek.
Maka tema Natal tentang keluarga ini hendaknya menjadikan gereja sadar bahwa tanggung jawab gereja semakin besar untuk keluarga-keluarga. Ada beberapa renungan yang perlu kita refleksikan: 1) Gereja harus menghadirkan Kristus yang berelasi dengan keluarga. Sudahkah gereja membuat acara yang memastikan keluarga-keluarga memiliki hubungan yang khusus dengan Tuhan? Spiritualitas keluarga penting terus menjadi pilar utama perjuangan
gereja karena menjadi benteng kokoh bagi keluarga dalam menghadapi arus ancaman yang besar; 2) Gereja wajib menghadirkan program yang menyadarkan hak dan kewajiban keluarga lewat berbagai pelatihan serta membantu mengatasi kemiskinan dalam jemaat. Pola layanan holistik sudah menjadi keharusan dan gereja bukan hanya dijejali program dan acara-acara seremonial; 3) Gereja harus menghadirkan acara-acara yang mempererat persekutuan dalam keluarga dan serius menangani layanan anak-anak, remaja sampai pemuda.
Kiranya tema Natal ini tidak berlalu begitu saja seiring perginya bulan Desember ini dari kehidupan kita. Justru momen keluarga dalam Natal dipakai mempererat keluarga dan juga dilanjutkan dengan tindakan nyata, sehingga layak tahun 2015 dinyatakan tahun keluarga bagi gereja. Sekali lagi selamat merayakan Natal dan selamat memasuki tahun yang baru 2015. Tuhan menyertai kita semua dengan kekayaan kasih-Nya.
“Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya (Lukas 2:14).”
Sumber: STT Jaffray website
Kita kembali memasuki bulan Desember, di mana umat Kristiani sibuk merayakan peristiwa agung kedatangan Sang Juruselamat ke dalam dunia. Sebelum momen kesibukan ini bertambah pada puncaknya tanggal 25 Desember, izinkan kami dari keluarga besar STT Jaffray menyampaikan Selamat Hari Natal dan Tahun Baru 2015. Kiranya Tuhan Yesus penyelamat kita akan senantiasa melimpahkan yang baik dalam kehidupan kita semua.
Tema Natal tahun ini bertemakan keluarga yaitu “Berjumpa dengan Allah dalam Keluarga.” Tema yang diberikan PGI dan KWI tahun ini sangat tepat karena memang keutuhan dan kebahagiaan keluarga menjadi isu utama yang sangat penting menghadapi perubahan dunia yang sangat dahsyat. Fondasi keluarga mengalami ancaman yang paling besar. Ancaman itu datang dari kemajuan teknologi informasi, di mana kita memasuki dunia digital dan lewat media sosial dan smartphone telah mengubah cara manusia berinteraksi dan berkomunikasi secara signifikan. Dampaknya adalah dunia semakin asing bagi persekutuan keluarga. Ada jarak yang membuat keluarga kehilangan kehangatan komunikasi keluarga, ada nilai-nilai yang diberikan oleh media sehingga manusia menemukan nilainya sendiri di rimba raya dunia digital ini. Ancaman lain adalah perpecahan dalam keluarga di mana angka perceraian meningkat, penyimpangan-penyimpangan dalam keluarga bertambah secara drastis, orientasi seksual menjadi semakin kabur. Homoseksual kemudian menjadi tren dan memaksa gereja-gereja (baca: gereja di Barat) mengakui adanya pernikahan sejenis dan seterusnya. Belum lagi kesepian dan kesunyian yang diakibatkan oleh perubahan dunia yang dramatis ini yang menuntut manusia bekerja lebih lama lagi dari biasanya. Manusia menjadi kesepian di tengah keramaian dan tidak sedikit menjadikan narkoba sebagai pelarian, hedonisme materi menjadi dewa atau idola baru, dan kehancuran keluarga sudah kasat mata dan mengancam keluarga-keluarga termasuk keluarga Kristiani.
Pada sisi lain, kemiskinan yang tiada tara yang dialami sebagian saudara-saudara kita di Indonesia membuat sebagian anak-anak menjadi korban perdagangan manusia (contoh kasus di NTT baru-baru ini). Mereka dijual menjadi PRT bahkan menjadi pelacur dengan paksa. Orang tua kehilangan anak mereka dua kali, sudah terpisahkan untuk berjuang hidup dan kali ini terenggut karena diperjualbelikan layaknya binatang. Tidak sedikit kemiskinan menyebabkan keluarga-keluarga hancur dan kehilangan orang yang dikasihi. Anak-anak jalanan adalah produk brutal dari kemiskinan struktural yang secara sistem dipelihara oleh pemerintah dengan aturan yang tidak berpihak kepada kemiskinan. Perlindungan terhadap kemiskinan masih karikatif yang hanya memberikan sumbangan kompensasi atas kemiskinan dan bersolusi pendek.
Maka tema Natal tentang keluarga ini hendaknya menjadikan gereja sadar bahwa tanggung jawab gereja semakin besar untuk keluarga-keluarga. Ada beberapa renungan yang perlu kita refleksikan: 1) Gereja harus menghadirkan Kristus yang berelasi dengan keluarga. Sudahkah gereja membuat acara yang memastikan keluarga-keluarga memiliki hubungan yang khusus dengan Tuhan? Spiritualitas keluarga penting terus menjadi pilar utama perjuangan
gereja karena menjadi benteng kokoh bagi keluarga dalam menghadapi arus ancaman yang besar; 2) Gereja wajib menghadirkan program yang menyadarkan hak dan kewajiban keluarga lewat berbagai pelatihan serta membantu mengatasi kemiskinan dalam jemaat. Pola layanan holistik sudah menjadi keharusan dan gereja bukan hanya dijejali program dan acara-acara seremonial; 3) Gereja harus menghadirkan acara-acara yang mempererat persekutuan dalam keluarga dan serius menangani layanan anak-anak, remaja sampai pemuda.
Kiranya tema Natal ini tidak berlalu begitu saja seiring perginya bulan Desember ini dari kehidupan kita. Justru momen keluarga dalam Natal dipakai mempererat keluarga dan juga dilanjutkan dengan tindakan nyata, sehingga layak tahun 2015 dinyatakan tahun keluarga bagi gereja. Sekali lagi selamat merayakan Natal dan selamat memasuki tahun yang baru 2015. Tuhan menyertai kita semua dengan kekayaan kasih-Nya.
“Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya (Lukas 2:14).”
Sumber: STT Jaffray website
Tidak ada komentar:
Posting Komentar