Jumat, 31 Oktober 2014

Seri Khotbah yang Hebat: Struktur Khotbah

Khotbah yang Hebat (18): Struktur Khotbah
Ada jemaat mengeluh bahwa dia tidak mengerti isi khotbah seorang hamba Tuhan? Mengapa itu seringkali terjadi? Bisa jadi karena memang khotbahnya tidak terstruktur dengan baik, di mana tidak jelas mana awal dan mana akhir. Atau karena memang tidak mampu menuturkan dengan baik apa yang merupakan amanat khotbah. Dengan kata lain ada masalah dalam bahasa penuturan yang tidak dapat dipahami. Lebih dari itu cara membangun argumen bukan hanya tidak jelas, tapi juga tidak teratur. Lalu bagaimana menyusun struktur khotbah dan bahasa penuturan yang baik? 
Langkah pertama, adalah khotbah harus tersusun baik dalam urutannya. Struktur khotbah apapun jenisnya itu dalam tiap poinnya harus memiliki tiga (3) bagian: bagian awal, bagian isi dan bagian kesimpulan (bukan kesimpulan akhir). Ketiganya penting dan wajib disusun dengan baik. Bagian awal biasanya bicara ada permasalahan yang dibahas, bagian kedua adalah bagaimana itu diselesaikan dan bagian akhir bagaimana menerapkannya. Setiap kali poin amanat khotbah disampaikan, harus memakai tiga unsur yaitu apa masalah, bagaimana selesaikan dan bagaimana menerapkannya. Langkah kedua, struktur khotbah harus memiliki kesatuan pikiran dari poin-poin yang disebutkan. Prinsip kesatuan itu penting sehingga dalam khotbah orang tidak melihat ketidakteraturan dalam pemikiran tapi sebuah kesatuan tema. Jangan mudah tergoda mengembangkan cerita khotbah ke hal-hal yang tidak berhubungan dengan tema dan struktur yang telah dibangun. Langkah ketiga, struktur khotbah hendaknya memiliki kejelasan dan kesegaran (freshness). Dalam menuturkan isi khotbah kita sepatutnya membayangkan diri kita sebagai pendengar di mana kata-kata khotbah itu dapat dimengerti oleh jemaat. Jangan sampai kata-kata yang dipakai pengkhotbah hanya jelas bagi dirinya sendiri. Ada banyak yang sibuk dalam menguraikan khotbah dengan bahasa Ibrani atau Yunani, padahal jemaat tidak mengerti mengapa harus memakai bahasa asli dan untuk apa bahasa istilah yang tinggi itu disampaikan. Ingat khotbah bukan bertujuan membuat kata-kata yang rumit, tapi justru memilih kata-kata yang jelas dan dapat dimengerti oleh jemaat. Yesus memakai bahasa yang sederhana (ordinary) agar pendengar memahami maksud dari pengajaranNya. Juga dalam memilih kata-kata dalam khotbah harus yang memberi kesegaran dan tidak monoton. Kata-kata yang segar adalah kata yang tidak diulang-ulang, tapi mencari padanan untuk menyegarkan kalimat dalam khotbah. Kesegaran kata bisa juga dilakukan dengan membuat kalimat pertanyaan atau retorika di mana tentunya jemaat tidak akan menjawabnya. Tapi dengan bertanya, akan timbul suatu dialog dalam khotbah. Itu yang membuat jemaat segar kembali karena bahasa tidak monoton. Langkah keempat adalah isinya menarik. Kata menarik itu maksudnya bahwa dalam memilih kata-kata tidak hanya isinya bersifat informasi semata-mata. Artinya, jemaat tidak butuh diberi informasi. Itu tidak menarik. Tapi pilih kalimat yang persuasif atau kalimat-kalimat yang membuat pendengar yakin akan apa yang kita katakan. Bahasa yang dipakai adalah bahasa emosi yang menyentuh perasaan. Salah satu cara persuasif yang bisa dilakukan adalah dengan memberikan ilustrasi atau cerita. Penggunaan cerita akan menggugah emosi seseorang atau memberikan identifikasi yang tidak bisa dilakukan hanya dengan memberikan informasi. Cerita itu dapat didapat dari diri, hal-hal aktual dan dunia di sekitar kita.
Akhirnya, peran pengkhotbah dibayangkan sebagai ahli debat, ahli cerita, dan seorang guru, karena sebagai ahli debat, isi kotbah harus ada argumen pembuktian yang meyakinkan logika pendengar. Sebagai ahli cerita karena dalam khotbah harus ada unsur emosional dan sebagai seorang pengajar karena dia harus mampu menguraikan dengan jelas makna dari teks Alkitab yang dikhotbahkan. Juga jangan lupa secara garis besar pun dalam khotbah harus ada awal, ada isi dan ada akhir. Struktur ini akan membuat jemaat mampu melihat jalinan logikanya dan juga bahasa pun harus jelas dan menarik (*DR*)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar